Selasa, 21 Agustus 2007

(Resensi Buku): MEAMBANTAH TESIS 'AKHIR SEJARAH' FUKUYAMA



Ulasan Buku karya Nurani Soyomukti:


Judul Buku:
Revolusi Bolivarian, Hugo Chavez, dan Presiden
Radikal
Penulis:
Nurani Soyomukti
Pengantar:
GUS SOLAH/SALAHUDDIN WAHID
Penerbit: RESIST BOOK, YOGYAKARTA
Cetakan: I, Mei 2007
Tebal: xxii + 212 halaman



Tesis ‘akhir sejarah’ yang dilontarkan Francis Fukuyama pada awal tahun 1990-an kini telah banyak digugat. Dan selama dekade terakhir ini, perkembangan gerakan internasional melawan globalisasi kapitalisme-neoliberalisme nyata-nyata menunjukkan bahwa tesis Fukuyama patut dikubur. Dari Bangkok sampai Barcelona, dari Prague sampai Porto Alegre, dari Seatle sampai Seoul, jutaan rakyat dan kelas pekerja telah menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima globalisasi kapital. Pertumbuhan gerakan populer untuk “globalisasi keadilan” (the globalization of justice) bisa secara tepat menunjukkan tanda-tanda—apa yang disebut Naomi Klein— “akhir dari akhir sejarah” (the end of ‘the end of history’).

Buku yang berjudul “Revolusi Bolivarian: Hugo Chavez dan Presiden Politik” karya Nurani Soyomukti ini menunjukkan suatu bukti tentang benih-benih nyata dari kegagalan kapitalisme di sebuah kawasan Amerika Latin. Beberapa negara telah meninggalkan cara lama (neoliberalisme) dalam menempuh kebijakan ekonomi-politiknya. Penulis memotret secara komprehensif apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh Hugo Chavez di Venezuela yang kini gaungnya semakin kuat dalam kepolitikan global.

Belakangan jejak Venezuela juga diikuti oleh Bolivia yang memenangkan Evo Morales dan Nicaragua yang memenangkan Daniel Ortega yang merupakan tokoh gerakan Sandhinista, sebuah gerakan yang dulunya melakukan gerakan bersenjata. Gerakan Sandhinista, atau tepatnya Frente Sandinista de Liberacion Nacional (FSLN), pernah memenangkan revolusi Nicaragua pada 19 Juli 1979. Di hari itu, mereka melakukan serangan dari berbagai penjuru, memasuki ibukota Managua . Dua hari sebelumnya, diktator Anastasio Somoza Garcia sudah mengundurkan diri dan lari menuju Miami , Amerika Serikat (AS). Tapi, sebelas tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 25 Februari 1990, Sandinista kalah dalam pemilihan umum di Nicaragua . Di bulan November 2006 ini, Daniel Ortega menang pemilu dan dipastikan perubahan menuju sosialisme akan dilakukan.

Penulis begitu elaboratif dalam menunjukkan kebuntuan kapitalisme, potensi bagi adanya sistem alternatif, dan munculnya tatanan lainnya di berbagai negara. Buku ini menggali sosok dan pola kepemimpinan Hugo Chavez. Bagaimana, sang presiden pernah di coba di kudeta olah kelompok "kaum" pemodal. Karena mereka merasa, jika Hugo Chavez memimpin terus dengan ide-ide sosialis maka kehidupan mereka akan terancam. Sepak terjang sang presiden sangat memihak kaum miskin, terbukti banyak perusahaan negara yang dulu di kuasai oleh pihak asing kini di nasionalisasikan. Selain itu, peraturan dan undang-undang yang di jalankan di sana berdasarkan sistem referendum.

Hugo Chavez, memiliki program di televisi nasional (baca: Indonesia semacam TVRI) Hallo President. Dalam acara ini, rakyat bisa menyampaikan pendapatnya "masalah" kepada president, selain itu acara ini juga mengambarkan aktivitas sang president selama satu minggu. Selain itu, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka dibuatlah misi-misi khusus yang bertugas menangani bidang-bidang publik yang bertujuan untuk memfokuskan kerja pada bidang masing-masing. Misalnya: Mission Robinson I, yaitu pemberantasan buta huruf bagi mereka yang terpaksa drop-out karena miskin mampu untuk dijalankan. Program ini adalah program pemerantasan buta huruf pertama kali dalam 102 tahun dan selesai Juni tahun lalu setelah 1.230.000 orang dianjarkan membaca. Dilanjutkan dengan Mission Robinson II mengajarkan 900.000 orang dewasa yang buta huruf hingga tingkat enam (hlm. 108).

Program pembangunan sekolah dan beasiswa bagi anak-anak orang miskin adalah Mission Ribas dan Sucre, program pembangunan pusat-pusat kesehatan di tiap barrio (kampung-kampung kumuh dan miskin) Mission Bario Adentro I, program kredit bagi petani kecil tak bertanah dan bertanah kecil Mission Vuelvan Caras, program pemastian makanan/sembako murah bagi rakyat miskin Mission Mercal, program pembuatan tanda identitas (cedullas) gratis bagi orang-orang yang sudah tinggal di Venezuela 20-30 tahun namun tak memperoleh hak perlindungan sebagai warga negara Mission Identidad, hingga saat ini, menurut informasi yang saya peroleh bahwa Mission Bario Adentro II ditetapkan untuk melanjutkan pembangunan pusat-pusat diagnosa kesehatan guna semakin mengintensifkan misi yang pertama.

Misi Robinson berhasil membebaskan Venezuela dari buta huruf di tahun 2005 lalu (data UNICEF) dan meluluskan 900.000 orang yang drop out sekolah dasar di tahun 2004. Mission Ribas menyekolahkan orang-orang yang drop out SLTA, dan Sucre memberi beasiswa untuk orang miskin masuk ke Perguruan Tinggi. Secara simultan juga membangun 200 Universitas Simon Bolivar di kota-kota. Selama 102 tahun rakyat tak pernah membayangkan program-program sosial ini dapat dinikmati dengan gratis. Mission Science diluncurkan pada bulan Maret 2006 dengan investasi lebih dari 400 juta US $ untuk menciptakan jaringan-jaringan penelitian baru di universitas-universitas Venezuela . Salah satu tujuannya adalah “mendemokratiskan” ilmu pengetahuan, dalam rangka untuk dapat dijangkau sekaligus untuk melayani masyarakat.

Program, kebijakan, dan tindakan Chavez tentunya bukan tanpa hambatan. Sebagaimana digambarkan dalam buku ini, gerakan kontra revolusi berunglangkali dilakukan oleh kaum oposisi. Kudeta yang dilakukan oleh mereka yang merasa dirugikan oleh Chavez bahkan telah berhasil merebut kekuasaan selama 48 jam. Akan tetapi, karena Chavez telah membangun fondasi yang kuat pada gerakan rakyat yang secara mandiri mengorganisir diri dalam lingkaran-lingkaran Bolivarian sebagai basis pertahanan revolusi demokratis, maka perebutan kekuasaan tersebut dapat digagalkan. Chavez hingga kini masih bertahan, bahkan pada bulan Desember 2006 lalu terpilih kembali dengan suara yang lebih besar dari pemilu sebelumnya.

Buku ini memberikan pelajaran terbaik bukan saja dalam hal bagaimana kebijakan alternatif selain kapitalisme dijalankan, tetapi juga bagi mereka yang ingin membangun sebuah gerakan yang berkarakter kerakyatan. Menajalankan kekuasaan rakyat tidak perlu dilakukan dengan gerakan bersenjata seperti banyak dijalankan oleh gerakan Kiri klasik yang ada di Amaerika Latin dan kawasan-kawasn lainnya. Dengan jalur parlementer Chavez ajuga bisa merubah rakyat dan nasibnya, dengan keberanian dan keberpihakan, suatu yang diperolehnya dari interaksinya dengan gerakan rakyat.***

Tidak ada komentar: